Connect with us

Lifestyle

Doom Spending, Tren di Kalangan Milenial dan Gen Z

Published

on

Kemajuanrakyat.co.id – Akhir-akhir ini diketahui Doom Spending sedang ngetren di kalangan milenial maupun gen z.

Fenomena “doom spending” atau pengeluaran yang tidak terkendali menjadi salah satu penyebab utama dari ancaman ini.

Doom Spending, Tren di Kalangan Milenial dan Gen Z
Ilustrasi para milenial dan gen z Doom Spending

Kita ketahui bersama, di tengah tekanan ekonomi dan ketidakpastian masa depan, kebiasaan belanja impulsif ini semakin marak terjadi saat ini.

Dimana perilaku berbelanja tanpa berpikir secara berlebihan sebagai cara untuk mengatasi perasaan pesimis terhadap kondisi ekonomi dan masa depan mereka.

Fenomena doom spending pertama kali disoroti oleh Profesor Kebijakan dan Manajemen Kesehatan City University of New York, Bruce Y Lee.

Didalam artikel yang diterbitkan oleh Psychology Today, Bruce Y Lee menjelaskan bahwa fenomena doom spending sering terjadi ketika seseorang merasa tertekan. Terlebih lagi pada situasi yang memprihatinkan, antara lain kekacauan politik di America Serikat, perubahan iklim yang semakin parah, dan ketidakpastian masa depan.

Doom Spending, Tren di Kalangan Milenial dan Gen Z
Ilustrasi Doom Spending perilaku berbelanja berlebihan

Baca juga; Mengenang Fakta Sejarah G30S PKI, Teori dan Konspirasi

Hal inilah yang mengakibatkan orang-orang mencari pelarian dengan membeli barang-barang yang mereka inginkan sebagai upaya menenangkan diri.

Namun, ternyata perilaku ini tidak hanya terjadi di Amerika Serikat saja, melainkan juga telah meluas ke berbagai belahan dunia.

Survei Keamanan Finansial International Your Money, mengungkapkan bahwa hanya 36,5% orang dewasa di seluruh dunia merasa lebih baik secara finansial dibandingkan orang tua mereka. Sebaliknya, ada 42,8% merasa kondisi keuangan mereka justru lebih buruk.

Disisi lain, staf khusus Presiden bidang ekonomi Arif Budimanta buka suara soal pendapat pakar yang menyebutkan generasi milenial dan gen z diprediksi miskin gegara tren ini.

Arif sendiri menilai, laporan itu masih merupakan proyeksi. Dia juga yakin gen z dan milenial bisa mengelolah keuangan dengan baik dan bertanggung jawab.

“Dari saya memiliki keyakinan Gen z dan juga milenial itu, kan, pendidikannya baik. Mereka lebih accountable (bertanggung jawab), ya, dalam mengelola pengeluaran,” kata Budi di Banyuwangi, Jumat (27/9).

Sedangkan Sekretaris Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kesejahteraan Sosial Kementerian Koodinator Bidang Pengembangan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Nur Budi Handayani punya penilaian tak jauh beda.

Budi mengatakan, tren ini terkait dengan pola gaya hidup Gen z dan Milenial. Meski begitu, Budi yakin generasi itu melek literasi keuangan dan akan memperhitungkan masa tua mereka.

Continue Reading
1 Comment

1 Comment

  1. Pingback: Pasukan Lebanon Mundur, Pasukan Elite Israel Masuk Medan Tempur - Kemajuan Rakyat

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Lifestyle

Sammy Basso Penderita Progeria Meninggal Dunia di Usia 28 Tahun

Published

on

Kemajuanrakyat.co.id – Sammy Basso merupakan penyintas terlama dari penyakit langka Progeria dinyatakan meninggal dunia pada Minggu (6/10). Ia menghembuskan napas terakhirnya pada usia 28 tahun.

Progeria sendiri dikenal juga dengan sebutan sindrom Hutchinso-Gilford (HGPS). Penyakit ini menyebabkan penderitanya menua dengan cepat.

Sammy Basso Penderita Progeria Meninggal Dunia di Usia 28 Tahun
Sammy Basso Penderita Progeria Meninggal Dunia di Usia 28

Sammy Basso sejak kecil lahir terlihat menua sebelum waktunya dengan kehadiran garis-garis kerutan pada wajahnya.

Diketahui bahwa, penyakit langkah ini menyerang 1 orang dalam setiap 9 juta kelahiran.


Dimana dalam pertumbuhannya, anak dengan Progeria tampak sehat, namun pada usia 2 tahun mereka akan mulai terlihat menua dengan cepat.

Penuaan dini tersebut disebabkan oleh mutasi pada titik salah satu dari dua salinan gen LMNA yang ada didalam DNA manusia, dimana hal ini melibatkan pengerasan arteri yang parah sejak usia muda.

Selain itu juga, penderita Progeria menghadapi berbagai gejala seperti masalah pada osteoporosis, osteolysis dan juga arthritis.

Mereka juga akan mengalami keterlambatan pertumbuhan dan perkembangan, kelainan kulit, hingga penuaan diri.

Sammy Basso Penderita Progeria Meninggal Dunia di Usia 28 Tahun

Baca juga; Selebgram Ratu Entok Resmi Ditahan Buntut Penistaan Agama

Penderita Progeria juga memiliki resiko terkena penyakit jantung progresif dan masalah kardiovaskular lainnya. Rata-rata dimana angka harapan untuk hidup berkisar di antara 8-21 tahun.

Sammy Basso lahir pada tahun 1995 di Schio, wilayah Veneto, Italia Utara. Dia didiagnosa sejak usia 2 tahun, ia dan orang tuanya juga mendirikan Asosiasi Progeria Itali sejak tahun 2005.

Kisah perjuangan Sammy juga diangkat melalui film dokumenter National Geographic berjudul Sammy’s Journey.

Acara tersebut mengikuti perjalannya sepanjang Route 66 dari Chicago ke Los Angeles, Amerika Serikat bersama dengan orang tuanya dan juga salah satu sahabatnya, Riccardo.

Sammy, pada tahun 2018 lulus dari University of Padua dengan penelitian tentang penyembuhan progeria melalui rekayasa genetika.

Setahun setelah itu, ia mendapatkan gelar Knight of the Order of Merit of the Italian Republic dari Presiden Sergio Mattarella.

Ia juga diketahui melanjutkan pendidikannya pada bidang Biologi Molekuler di University of Padua dengan tesis yang mengklarifikasi korelasi antara progeria dan peradangan.

Tidak hanya itu, ia juga menjadi duta besar Internasional untuk The Progeria Research Foundation dan menjabat sebagai Duta Besar Internasional.

Continue Reading

Lifestyle

Susi Pudjiastui Pamerkan Anak-Cucu Lelakinya di Nikahan Putirnya

Published

on

Kemajuanrakyat.co.id, JAKARTA – Susi Pudjiastuti, manta Menteri Kelautan dan Perikanan, baru-baru ini sedang merayakan pernikahan putrinya, Nadine Kaiser pada Minggu (25/8/2024).

Putri dari Susi Pudjiastuti, Nadine Kaiser menikah dengan Geoffrey Alain Gerald di Jakarta, Mantan Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP) tersebut juga tidak lupa memamerkan anak dan juga cucunya.

Susi Pudjiastuti dan anaknya Alvy Xavier Instagramsusipudjiastuti115

Momen dimana Susi Pudjiastuti memposting beberapa foto dirinya bersama dengan anak-cucu lelakinya di medsos Instagram resminya, @susipudjiastuti115. Anak lelakinya yang bernama Alvy Xavier hasil pernikahan ketiganya dengan Christian von Strombeck.

Susi Pudjiastuti tampak menggunakan kebaya berwarna merah dengan konde yang dilengkapi dengan bunga melati. Sedangkan untuk anak putranya sendiri tampak mengenakan setelan pakaian adat Jawa Tengah. Beskap berwarna merah dan juga jarik batik tidak lupa dengan blangkon.

Susi Pudjiastuti dan cucunya Armand Hilmansyah Instagramsusipudjiastuti115

Sedangkan cucu dari Susi Pudjiastuti juga tidak mau ketinggalan, Armand Hilmansyah merupakan cucu pertama dari Susi. Didalam foto tersebut cucunya, Armand terlihat menunjukan senyum lebarnya sambil merangkul sang nenek dengan penuh kasih sayang.

“Pangeranku yang satunya lagi. Ayo, pilih yang mana?” tambah Susi, yang lahir di Pangandaran, sambil bercanda.

Sebagai informasi tambahan, Armand Hilmansyah merupakan cucu pertama Susi dari anak pertamanya, Panji Hilmansyah. Dimana Panji telah meninggal dunia pada 18 januari 2016 di Naples, Florida, Amerika Serikat. Panji adalah hasil pernikahan pertama Susi dengan Yoyok Yudi yang berakhir pada tahun 1986.

Continue Reading

Trending