Hukrim
Pabrik Uang Palsu di Kampus UIN Alauddin Makassar, Miliaran Rupiah di Amankan
Kemajuanrakyat.co.id – Pihak kepolisian Polres Gowa berhasil menggrebek pabrik uang palsu didalam area kampus Universitas Islam Negeri atau UIN Alauddin Makassar.
Dikabarkan sejumlah pegawai perguruan tinggi tersebut ikut terlibat didalam kasus percetakan di pabrik uang palsu.
Sesuai dengan laporan dan barang bukti yang ditemukan, jumlah uang palsu tersebut nilainya cukup fantastis, yaitu hingga mencapai miliaran rupiah.
Lebih menghebohkan bahwa pabrik uang palsu tersebut diketahui berada didalam kampus II UIN Alauddin Makassar yang berada di Samata, Kabupaten Gowa.
Tepatnya di salah satu ruangan yang ada di sekitar perpustakaan kampus II UIN Alauddin Makassar, atau tempat oknum pegawai yang ditangkap polisi.
Disampaikan bahwa saat ini ruangan pabrik uang palsu tersebut telah dipasangi garis polisi. Didalam tayangan video yang beredar, kondisinya tampak seperti kamar yang tersembunyi didalam area perpustakaan.
Oknum yang berhasil ditangkap oleh Satreskrim Polres Gowa disebut-sebut merupakan Kepala Perpustakaan UIN Alauddin Makassar inisial AI.
Ia berhasil ditangkap bersamaan dengan dua pegawai kampus lainnya dan sejumlah orang diluar perguruan tinggi tersebut.
Baca juga; Bos Lippo Group Mochtar Riady dan Keluarga Kunjungi Jokowi di Solo
Profesor Hamdan Juhannis sebagai rektor UIN Alauddin Makassar memastikan bahwa pihaknya akan memberikan sanksi tegas kepada para pelaku penyebar uang palsu di kampus tersebut.
Selain itu juga, ia juga mengakui bahwa pelaku yang ditangkap polisi itu merupakan oknum staf di kampus UIN Alauddin Makassar.
Kronologi Pengungkapan Gudang Uang Palsu di UIN Alauddin Makassar
Pengungkapan uang palsu tersebut bermula ketika salah satu staf kampus itu awalnya meminta tolong kepada seorang rekannya untuk membayar angsurannya di salah satu kantor pegadaian.
Akan tetapi, pada saat pembayaran ternyata uang yang diserahkan tersebut tidak dapat terdeteksi oleh sinar x-ray.
Merasa ada yang janggal, pihak pegadaian kemudian memeriksa nomor seri uang yang orang tersebut berikan dan ternyata semuanya tidak memiliki perbedaan nomor seri.
Setelah memastikan uang tersebut adalah palsu, pihak Pegadaian meminta karultus identitas pesuruh staf UIN tersebut. Tanpa harus menunggu waktu lama, peristiwa itu dilaporkan ke Polsek Pallangga.
Mengantongi laporan tersebut, pihak kepolisian langsung mendatangi pesuruh staf UIN Alauddin tadi dan melakukan pendalaman.
Tak disangka, setelah dilakukan interogasi, ia mengungkapkan bahwa lokasi produksi uang haram tersebut berada didalam area kampus UIN Alauddin Makassar yang selama ini dikenal sebagai institusi pendidikan beradaban.
Hukrim
Pelecehan Turis Singapura Oleh Tiga Remaja Bandung Viral
Kemajuanrakyat.co.id – Sebuah video pelecehan turis Singapura viral karena menjadi korban pelecehan seksual oleh tiga remaja di kawasan Jalan Braga, Kota Bandung.
Kejadian tersebut terjadi pada, 31/12/2024, dimana pasangan suami istri asal Singapura, Darien dan Joanna sedang berlibur di Bandung, tepatnya di kawasan jalan Braga. Pasangan suami istri tersebut diketahui diikuti oleh tiga orang remaja pada saat Darien dan Joanna melakukan vlog.
Didalam video mereka terlihat jelas bahwa ada tiga remaja yang mengikuti mereka, setelah di telusuri ketiga remaja tersebut berinisial RF, RM, dan MCA, asal Cimaung, Kabupaten Bandung.
Terlihat didalam unggahan video Darien dan Joanna, ada dua orang yang terlihat jelas menyentuh Joanna. Salah satunya diketahui adalah RF dan juga RM, sedangkan MCA sendiri terlihat tidak melakukan apa-apa didalam unggahan video tersebut.
Kejadian ini viral usai di unggah Darien dan Joanna di media sosial YouTube mereka pada Jumat, 3/1/2025 dengan judul, “Please help. I was molested in Indonesia by Indonesia men. Bandung, Braga Street on 31 Dec 24.”
Usai video pelecehan turis Singapura tersebut viral, Satreskrim Polrestabes Bandung langsung bergerak cepat dan berhasil mengamankan mereka bertiga.
Baca juga; Virus HMPV Menyebar Cepat di China
Menurut keterangan yang mereka berikan diketahui bahwa, kejadian pelecehan tersebut tidak terjadi pada hari pergantian tahun melainkan terjadi pada hari Minggu, (29/12/2024) dimana mereka bertiga berencana mencari makan pada saat menonton laga Persib yang sedang istirahat babak pertama.
Pada saat itu juga mereka bertemu dengan Darien dan Joanna yang sedang membuat vlog, mereka tertarik dan penasaran karena mereka menggunakan bahasa Inggris. Terlihat RF mengacungkan dua jari sambil mendahului korban, namun didalam keterangan RF, karena jalanan sempit dan sempat mengatakan punten tangannya menyentuh bagian belakang dari pada korban. Pelakukan yang satu lagi atas nama RM memang mengakui, tapi hanya menyentuh tas dari pada warga Singapura tersebut.
Namun dipihak Darien dan Joanna menyampaikan tidak akan memperkarakan kasus tersebut ke ranah hukum asal yang bersangkuta meminta maaf secara terbukan dan tulus sebelum 11 Januari 2025.
“Ini bukan perihal tentang balas dendam, ini tentang menentang pelecehan seksual dalam bentuk apa pun yang seharusnya tidak dialami oleh siapa pun, baik wisatawan maupun warga lokal,” ujar Darien.
Hukrim
Hasto Kristiyanto, Sekjen PDIP Jadi Tersangka KPK Kasus Suap Harun Masiku
Kemajuanrakyat.co.id – Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto dikabarkan jadi tersangka Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) pada kasus dugaan suap pergantian antar waktu (PAW) anggota DPR RI yang melibatkan Harun Masiku.
Berita ini dibenarkan juga oleh internal KPK, sebab nama Hasto Kristiyanto sebagai tersangka juga tercantum dalam surat pemberitahuan dimulainya penyelidikan yaitu Sprin.Dik/153/DIK.00/01/12/2024 tanggal 23 Desember 2024.
“Bersama ini diinformasikan, bahwa KPK sedang melaksanakan penyidikan dugaan tindakan pidana korupsi yang dilakukan oleh tersangka Hasto Kristiyanto bersama-sama Harun Masiku,” demikian kutipan Sprindik tersebut.
Kasun ini bermula ketikan Harun Masiku yang merupakan mantan calon anggota legislatif dari PDIP sudah buron selama lima tahun. Ia dikabarkan melakukan suap terhadap Wahyu Setiawan yang saat itu menjabat komisioner KPU agar bisa ditetapkan sebagai pengganti Nazarudin Kiemas yang lolos ke DPR tetapi meninggal dunia.
Baca juga; Gembong Narkoba Terbesar Asia Tenggara Fredy Pratama Terdeteksi di Thailand
KPK juga menduga Hasto beserta Harun Masiku bersamaan memberi suap ke Wahyu Setiawan agar Wahyu bisa mengupayakan Harun Masiku menjadi anggota DPR RI lewat proses pergantian antarwaktu (PAW).
KPK juga menetapkan orang kepercayaan Wahyu, Agustiani Tio dan Saeful sebagai tersangka. Diketahui Wahyu dihukum 7 tahun penjara, Agustiani dihukum 4 tahun penjara dan Saeful dihukum 1 tahun 8 bulan penjara.
Wahyu bersama dengan Agustiani terbukti menerima uang suap sebesar SGD 19 ribu dan SGD 38.350 atau setara dengan Rp 600 juta yang diberikan oleh Saeful Bahri.
Dipihak DPIP menuding bahwa hal tersebut merupakan politisasi semata. Juru bicara PDIP, Chico Hakim, menuding ada upaya mengganggu dan menenggelamkan PDIP. Dia menuding ada politisasi hukum.
“Kami melihat bahwa politisasi hukum itu kuat sekali, buktinya yang tersangka di kasus CSR BI saja sebanyak 2 orang bisa diralat. Dan, kalau dugaan untuk mentersangkakan Sekjen sudah sejak lama.
Chico juga menyampaikan bahwa hal ini sangat jelas ada upaya untuk mengganggu PDI Perjuangan dengan tujuan menenggelamkan atau mengambil alih,” ucapnya saat dihubungi Selasa (24/12/2024).
Sprindik yang disebutnya ditujukan kepada beberapa ketua umum partai lain. Dia menyebut memang kerap ada upaya politisasi hukum.
“Ketika ada ancaman sprindik kepada beberapa ketua umum partai lain, kemudian menyerah dan ikut arus kebijakan/dukungan suatu kekuatan itu bukti nyata politisasi hukum,” ucapnya.
Namun dia juga menegaskan hanya PDIP yang tidak menyerah ketika muncul ancaman demikian. Ia juga menekankan jika ancama penjara justru jadi energi untuk PDIP.
Hukrim
Gembong Narkoba Terbesar Asia Tenggara Fredy Pratama Terdeteksi di Thailand
Kemajuanrakyat.co.id – Gembong narkoba Fredy Pratama hingga saat ini masih berstatus buron. Direktur Tindak Pidana Narkoba Bareskrim Polri telah memastikan pihaknya segera menangkap buronan tersebut.
Direktur Tindak Pidana Narkoba Bareskrim Polri Brigjen Mukti Juharsa juga memastikan akan menangkap Fredy Pratama yang saat ini termonitor berada di Thailand.
“Kalau Fredy pasti akan kita tangkap,” ungkap Mukti yang dikutip di Jakarta pada Senin (23/12).
Jendral bintang satu ini juga mengatakan bahwa masih banyak pelaku yang masuk dalam daftar pencarian orang (DPO) Polri dalam kasus narkoba yang berada di Thailand, termasuk Fredy Pratama.
“Karena, kan, Thailand mungkin surganya para pelarian-pelarian narkotika. Banyak DPO kita di Thailand,” ungkap Brigjen Mukti Juharsa.
Oleh karena itu, Mukti mengatakan bahwa pihaknya akan bekerja sama dengan Divisi Hubungan Internasional Polri dalam upaya penangkapan para DPO tersebut.
“Nanti mungkin dengan bantuan dari Divhubinter Polri, kita bisa sama sama ke sana untuk melakukan penangkapan lagi,” kata Brigjen Mukti Juharsa.
Sebelumnya, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo mengatakan telah memerintahkan jajarannya terus mengejar keberadaan Fredy.
Baca juga; Melody Sharon KDRT ke Suamin, Lindas dan Seret Suami 200 M Usai Ketahuan Selingkuh
“Saya sudah perintahkan Kabareskrim Polri dan Kadiv Hubinter Polri untuk terus melakukan kegiatan, dalam hal ini baik dengan Interpol ataupun dengan kegiatan police-to police untuk terus mengejar keberadaan Fredy,” ucapnya dalam konferensi pers pada 5 Desember 2024.
Sebelumnya, Polri melalui Polda Kalsel telah berhasil membongkar jaringan narkotika milik bandar besar Fredy dan telah menyita total 76,76 kilogram sabu.
Wakil Direktorat Tindak Pidana Narkoba (Wadirtipidkor) Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Polri, Komisaris Besar Arie Ardian Rishadi, mengungkapkan alasan Kepolisian Thailand sulit menangkap buronan Fredy.
Menurut Arie, jaringan narkoba yang dikendalikan oleh Fredy memiliki sistem pendistribusian yang sulit dilacak.
“Kenapa susah, karena sistem sel mereka terputus,” kata Arie saat dihubungi Tempo pada saat Sabtu, 23 November 2024.
Arie juga menjelaskan sistem sel terputus berarti kurir narkoba yang diperkerjakan tidak mengenal siapa yang memberi instruksi. Biasanya, kata Arie, dalam sistem sel terputus transaksi dilakukan tanpa adanya interaksi.
“Jadi antara mereka, sama-sama jaringan ini tidak pernah bertemu,” ungkapnya. Menurut Arie hal itu tidak akan memberikan informasi bagi polisi yang menginterogasi jaringan yang ditangkap.
Fredy Pratama merupakan gembong narkotika dan obat-obatan terlarang. Polri menyatakan Ferdy merupakan bandar narkoba terbesar di Asia Tenggara. Nilai transaksi yang dilakukannya ditaksir mencapai Rp 51 triliun.
-
Hukrim5 months ago
Penjajahan PT MSAM Di Lahan Masyarakat Pulau Laut Tengah Kotabaru Harus Diusir
-
Hukrim5 months ago
PT MSAM Joint PT Inhutani II Membabat Habis Makam Pejuang 45
-
Entertainment4 months ago
Heboh Video 7 Menit, Teguh Suwandi Collab Dengan Msbreewc di Hotel
-
Hukrim4 months ago
Sunan Bi’ek Haulan Yang Ke 20 Tahun Dirayakan Di Desa Mekarpura Pulau Laut Tengah
-
Nasional3 months ago
Viral, Link Video Syur Guru dan Murid Gorontalo 7 Menit 34 Detik
-
Entertainment4 months ago
Viral! Istri King Abdi Ditawari Kerja Jadi LC, Jebolan MasterChef Ngamuk
-
Hukrim4 months ago
PT MSAM Mengukur Lahan Masyarakat Untuk Membuat Sertifikat Global
-
Entertainment3 months ago
Viral Video 8 Detik Diduga Erin Bugis Dalam Mobil Diburu Netizen