Connect with us

Hukrim

Gembong Narkoba Terbesar Asia Tenggara Fredy Pratama Terdeteksi di Thailand

Published

on

Kemajuanrakyat.co.id – Gembong narkoba Fredy Pratama hingga saat ini masih berstatus buron. Direktur Tindak Pidana Narkoba Bareskrim Polri telah memastikan pihaknya segera menangkap buronan tersebut.

Gembong Narkoba Terbesar Asia Tenggara Fredy Pratama Terdeteksi di Thailand
AKP Andri Gustami terlibat didalam jaringan narkoba Fredy Pratama

Direktur Tindak Pidana Narkoba Bareskrim Polri Brigjen Mukti Juharsa juga memastikan akan menangkap Fredy Pratama yang saat ini termonitor berada di Thailand.

“Kalau Fredy pasti akan kita tangkap,” ungkap Mukti yang dikutip di Jakarta pada Senin (23/12).

Jendral bintang satu ini juga mengatakan bahwa masih banyak pelaku yang masuk dalam daftar pencarian orang (DPO) Polri dalam kasus narkoba yang berada di Thailand, termasuk Fredy Pratama.

“Karena, kan, Thailand mungkin surganya para pelarian-pelarian narkotika. Banyak DPO kita di Thailand,” ungkap Brigjen Mukti Juharsa.

Oleh karena itu, Mukti mengatakan bahwa pihaknya akan bekerja sama dengan Divisi Hubungan Internasional Polri dalam upaya penangkapan para DPO tersebut.

“Nanti mungkin dengan bantuan dari Divhubinter Polri, kita bisa sama sama ke sana untuk melakukan penangkapan lagi,” kata Brigjen Mukti Juharsa.

Sebelumnya, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo mengatakan telah memerintahkan jajarannya terus mengejar keberadaan Fredy.

Gembong Narkoba Terbesar Asia Tenggara Fredy Pratama Terdeteksi di Thailand
Brigjen Mukti Juharsa menyampaikan pasti akan menangkap Fredy Pratama

Baca juga; Melody Sharon KDRT ke Suamin, Lindas dan Seret Suami 200 M Usai Ketahuan Selingkuh

“Saya sudah perintahkan Kabareskrim Polri dan Kadiv Hubinter Polri untuk terus melakukan kegiatan, dalam hal ini baik dengan Interpol ataupun dengan kegiatan police-to police untuk terus mengejar keberadaan Fredy,” ucapnya dalam konferensi pers pada 5 Desember 2024.

Sebelumnya, Polri melalui Polda Kalsel telah berhasil membongkar jaringan narkotika milik bandar besar Fredy dan telah menyita total 76,76 kilogram sabu.

Wakil Direktorat Tindak Pidana Narkoba (Wadirtipidkor) Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Polri, Komisaris Besar Arie Ardian Rishadi, mengungkapkan alasan Kepolisian Thailand sulit menangkap buronan Fredy.

Menurut Arie, jaringan narkoba yang dikendalikan oleh Fredy memiliki sistem pendistribusian yang sulit dilacak.

“Kenapa susah, karena sistem sel mereka terputus,” kata Arie saat dihubungi Tempo pada saat Sabtu, 23 November 2024.

Arie juga menjelaskan sistem sel terputus berarti kurir narkoba yang diperkerjakan tidak mengenal siapa yang memberi instruksi. Biasanya, kata Arie, dalam sistem sel terputus transaksi dilakukan tanpa adanya interaksi.

“Jadi antara mereka, sama-sama jaringan ini tidak pernah bertemu,” ungkapnya. Menurut Arie hal itu tidak akan memberikan informasi bagi polisi yang menginterogasi jaringan yang ditangkap.

Fredy Pratama merupakan gembong narkotika dan obat-obatan terlarang. Polri menyatakan Ferdy merupakan bandar narkoba terbesar di Asia Tenggara. Nilai transaksi yang dilakukannya ditaksir mencapai Rp 51 triliun.

Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Hukrim

Hasto Kristiyanto, Sekjen PDIP Jadi Tersangka KPK Kasus Suap Harun Masiku

Published

on

Kemajuanrakyat.co.id – Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto dikabarkan jadi tersangka Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) pada kasus dugaan suap pergantian antar waktu (PAW) anggota DPR RI yang melibatkan Harun Masiku.

Berita ini dibenarkan juga oleh internal KPK, sebab nama Hasto Kristiyanto sebagai tersangka juga tercantum dalam surat pemberitahuan dimulainya penyelidikan yaitu Sprin.Dik/153/DIK.00/01/12/2024 tanggal 23 Desember 2024.

“Bersama ini diinformasikan, bahwa KPK sedang melaksanakan penyidikan dugaan tindakan pidana korupsi yang dilakukan oleh tersangka Hasto Kristiyanto bersama-sama Harun Masiku,” demikian kutipan Sprindik tersebut.

Kasun ini bermula ketikan Harun Masiku yang merupakan mantan calon anggota legislatif dari PDIP sudah buron selama lima tahun. Ia dikabarkan melakukan suap terhadap Wahyu Setiawan yang saat itu menjabat komisioner KPU agar bisa ditetapkan sebagai pengganti Nazarudin Kiemas yang lolos ke DPR tetapi meninggal dunia.

Hasto Kristiyanto, Sekjen PDIP Jadi Tersangka KPK Kasus Suap Harun Masiku
Hasto Kristiyanto Sekjen PDIP ditetapkan jadi tersangka kasus suap Harun Masiku

Baca juga; Gembong Narkoba Terbesar Asia Tenggara Fredy Pratama Terdeteksi di Thailand

KPK juga menduga Hasto beserta Harun Masiku bersamaan memberi suap ke Wahyu Setiawan agar Wahyu bisa mengupayakan Harun Masiku menjadi anggota DPR RI lewat proses pergantian antarwaktu (PAW).

KPK juga menetapkan orang kepercayaan Wahyu, Agustiani Tio dan Saeful sebagai tersangka. Diketahui Wahyu dihukum 7 tahun penjara, Agustiani dihukum 4 tahun penjara dan Saeful dihukum 1 tahun 8 bulan penjara.

Wahyu bersama dengan Agustiani terbukti menerima uang suap sebesar SGD 19 ribu dan SGD 38.350 atau setara dengan Rp 600 juta yang diberikan oleh Saeful Bahri.

Dipihak DPIP menuding bahwa hal tersebut merupakan politisasi semata. Juru bicara PDIP, Chico Hakim, menuding ada upaya mengganggu dan menenggelamkan PDIP. Dia menuding ada politisasi hukum.

“Kami melihat bahwa politisasi hukum itu kuat sekali, buktinya yang tersangka di kasus CSR BI saja sebanyak 2 orang bisa diralat. Dan, kalau dugaan untuk mentersangkakan Sekjen sudah sejak lama.

Chico juga menyampaikan bahwa hal ini sangat jelas ada upaya untuk mengganggu PDI Perjuangan dengan tujuan menenggelamkan atau mengambil alih,” ucapnya saat dihubungi Selasa (24/12/2024).

Sprindik yang disebutnya ditujukan kepada beberapa ketua umum partai lain. Dia menyebut memang kerap ada upaya politisasi hukum.

“Ketika ada ancaman sprindik kepada beberapa ketua umum partai lain, kemudian menyerah dan ikut arus kebijakan/dukungan suatu kekuatan itu bukti nyata politisasi hukum,” ucapnya.

Namun dia juga menegaskan hanya PDIP yang tidak menyerah ketika muncul ancaman demikian. Ia juga menekankan jika ancama penjara justru jadi energi untuk PDIP.

Continue Reading

Hukrim

George Sugama Halim, Anak Bos Toko Roti Aniaya Karyawan Ditangkap

Published

on

Kemajuanrakyat.co.id – George Sugama Halim anak bos toko roti di Cakung, Jawa Timur, kabur ke Sukabumi, Jawa Barat, usai viral perihal penganiayaan terhadap pegawainya sendiri.

Kapolres Metro Jakarta Timur Kombes Nicolas Ary Lilipaly mengatakan, George Sugama Halim dan keluarganya ketakutan dan pergi keluar kota demi menenangkan diri.

George Sugama Halim, Anak Bos Toko Roti Aniaya Karyawan Ditangkap
George Sugama Halim berhasil diamankan disebuah hotel di Sukabumi

“Bahwa mereka sekeluarga pergi ke Sukabumi untuk menenangkan diri bersama dengan terlapor, karena kasus ini menyebabkan mereka sangat ketakutan. Mereka merasa terancam kalau mereka masih berada di rumahnya,” ucap Kapolres Metro Jakarta Timur, Kombes Nicolas Ary Lilipaly di Mapolres Jakarta Timur, Senin (16/12/2024).

Diketahui bahwa, pihak kepolisian mengetahui keberadaan pelaku di Sukabumi berdasarkan keterangan dari orangtua George sendiri.

“Surat panggilan kepada terlapor karena statusnya sudah dinaikan ke tahap penyidikan sehingga kita mengirimkan surat dan ternyata oleh orangtuannya menyampaikan kepada penyidik bahwa yang bersangkutan sedang berada di hotel wilayah Sukabumi,” ucap dia.

Setelah mengetahui keberadaan pelaku, tim Polda Metro Jaya dan Reskrim Polres Metro Jakarta Timur langsung mendatangi tempat tersebut.

George Sugama Halim, Anak Bos Toko Roti Aniaya Karyawan Ditangkap
George Sugama Halim diduga miliki bekingan TNI

Baca juga; Pabrik Uang Palsu di Kampus UIN Alauddin Makassar, Miliaran Rupiah di Amankan

“Disanalah penyidik berkomunikasi untuk melaksanakan proses-proses penyidikan yang ada. Selanjutnya atas permintaan dari keluarga juga, penyidik menjemput keluarga dan bersama dengan tersangka di hotel di Sukabumi,” kata Nicolas.

Kronologi penangkapan bermula saat Aiptu Zakaria alias Jacklyn Chopper atau biasa disapa Bang Jack mengetuk pintu berulang kali, hingga akhirnya pintu hotel terbuka.

Dia dan rekan-rekannya pun masuk kedalam kamar, tampak anak bos toko roti sedang duduk diatas kasur.

“Ini dari penyidik, Pak AW. Udah paham George ya, masalahnya apa,” kata Bang Jack sambil menepuk pundak George seperti dilihat dan didengar dari video.

“Paham,” jawab George sambil mengangguk.

“Oh udah, kalau sudah paham,” timpal Bang Jack.

Kronologi Kasus Penganiyayaan Karyawan Toko Roti

Korban yang bernama Dwi Ayu merupakan karyawati toko roti, dimana ia dihajar oleh anak dari bosnya dengan alasan menolak mengantarkan makanan yang sudah dipesan online ke kamar pribadinya.

Dia juga menyampaikan penolakan itu lantaran George meminta DA untuk membawakan makanan dengan kalimat tidak sopan.

DA menyampaikan bahwa George mengatakan saya ini miskin, babu, orang miskin kayak lu mana bisa laporin gua kepolisi, gua ini kebal hukum,”.

DA juga menyampaikan bahwa, penangkapan terhadap George oleh pihak kepolisian memerlukan waktu hampir dua bulan sejak pelaporan oleh DA pada 17 Oktober 2024 lalu.

Continue Reading

Hukrim

Pabrik Uang Palsu di Kampus UIN Alauddin Makassar, Miliaran Rupiah di Amankan

Published

on

Kemajuanrakyat.co.id – Pihak kepolisian Polres Gowa berhasil menggrebek pabrik uang palsu didalam area kampus Universitas Islam Negeri atau UIN Alauddin Makassar.

Dikabarkan sejumlah pegawai perguruan tinggi tersebut ikut terlibat didalam kasus percetakan di pabrik uang palsu.

Pabrik Uang Palsu di Kampus UIN Alauddin Makassar, Miliaran Rupiah di Amankan
Pabrik uang palsu didalam UIN Alauddin Makassar

Sesuai dengan laporan dan barang bukti yang ditemukan, jumlah uang palsu tersebut nilainya cukup fantastis, yaitu hingga mencapai miliaran rupiah.

Lebih menghebohkan bahwa pabrik uang palsu tersebut diketahui berada didalam kampus II UIN Alauddin Makassar yang berada di Samata, Kabupaten Gowa.

Tepatnya di salah satu ruangan yang ada di sekitar perpustakaan kampus II UIN Alauddin Makassar, atau tempat oknum pegawai yang ditangkap polisi.

Disampaikan bahwa saat ini ruangan pabrik uang palsu tersebut telah dipasangi garis polisi. Didalam tayangan video yang beredar, kondisinya tampak seperti kamar yang tersembunyi didalam area perpustakaan.

Oknum yang berhasil ditangkap oleh Satreskrim Polres Gowa disebut-sebut merupakan Kepala Perpustakaan UIN Alauddin Makassar inisial AI.

Ia berhasil ditangkap bersamaan dengan dua pegawai kampus lainnya dan sejumlah orang diluar perguruan tinggi tersebut.

Pabrik Uang Palsu di Kampus UIN Alauddin Makassar, Miliaran Rupiah di Amankan
Rektor UIN Alauddin Makassar Profesor Hamdan Juhannis

Baca juga; Bos Lippo Group Mochtar Riady dan Keluarga Kunjungi Jokowi di Solo

Profesor Hamdan Juhannis sebagai rektor UIN Alauddin Makassar memastikan bahwa pihaknya akan memberikan sanksi tegas kepada para pelaku penyebar uang palsu di kampus tersebut.

Selain itu juga, ia juga mengakui bahwa pelaku yang ditangkap polisi itu merupakan oknum staf di kampus UIN Alauddin Makassar.

Kronologi Pengungkapan Gudang Uang Palsu di UIN Alauddin Makassar

Pengungkapan uang palsu tersebut bermula ketika salah satu staf kampus itu awalnya meminta tolong kepada seorang rekannya untuk membayar angsurannya di salah satu kantor pegadaian.

Akan tetapi, pada saat pembayaran ternyata uang yang diserahkan tersebut tidak dapat terdeteksi oleh sinar x-ray.

Merasa ada yang janggal, pihak pegadaian kemudian memeriksa nomor seri uang yang orang tersebut berikan dan ternyata semuanya tidak memiliki perbedaan nomor seri.

Setelah memastikan uang tersebut adalah palsu, pihak Pegadaian meminta karultus identitas pesuruh staf UIN tersebut. Tanpa harus menunggu waktu lama, peristiwa itu dilaporkan ke Polsek Pallangga.

Mengantongi laporan tersebut, pihak kepolisian langsung mendatangi pesuruh staf UIN Alauddin tadi dan melakukan pendalaman.

Tak disangka, setelah dilakukan interogasi, ia mengungkapkan bahwa lokasi produksi uang haram tersebut berada didalam area kampus UIN Alauddin Makassar yang selama ini dikenal sebagai institusi pendidikan beradaban.

Continue Reading

Trending