Connect with us

Headline News

Innalillahi, Yahya Waloni Tutup Usia Usai Khotbah Jumat

Published

on

Pendakwah Yahya Waloni

Kemajuanrakyat.co.id – Yahya Waloni menjadi perbincangan hangat setelah dikabarkan meninggal dunia secara mendadak pada Jumat, 6 Juni 2025, saat menyampaikan khotbah Jumat di Masjid Darul Falah, Makassar. Kabar kepergian pendakwah yang dulu dikenal sebagai mantan pendeta ini sontak mengejutkan umat dan jaringan dakwah di Indonesia. Pada saat insiden, ratusan jamaah di Masjid Darul Falah tercatat hadir untuk menunaikan salat Jumat dan mendengarkan ceramahnya, sebelum tiba-tiba Yahya Waloni terjatuh di atas mimbar.

Baca juga: Kebangkitan Tim Nasional Sepak Bola Indonesia di Kualifikasi

Latar Belakang dan Karier “Yahya Waloni”

Sebelum dikenal luas sebagai pendakwah Islam, Yahya Waloni pernah menjabat sebagai pendeta dalam Gereja Huria Kristen Batak Protestan (HKBP) hingga tahun 2013. Ia kemudian memutuskan berpindah keyakinan, memeluk agama Islam, dan mengambil nama Yahya. Sejak saat itu, karier spiritualnya berkembang pesat—ia aktif memberikan ceramah di berbagai kota besar, terutama di Pulau Sulawesi dan Sumatera, serta tampil rutin di media sosial.

Selama lebih dari satu dekade berdakwah, Yahya Waloni kerap menuai kontroversi karena gaya ceramahnya yang tegas dan berani menyentuh isu-isu sensitif, mulai dari kritik politik hingga penekanan pada tauhid. Meski demikian, kumpulan video ceramahnya sering mendapat jutaan tayangan di YouTube (@ceramah_ustadz_yahya_waloni) dan platform TikTok. Dalam satu unggahan pada Mei 2025, ceramahnya tentang “Ketauhidan dalam Kehidupan Modern” sudah ditonton lebih dari 2 juta kali, menandakan peran signifikan Yahya Waloni dalam dunia dakwah digital.

Kronologi Kejadian: “Yahya Waloni” Meninggal Saat Khotbah Jumat

Pada Jumat siang, 6 Juni 2025, Masjid Darul Falah, Kompleks Minasa Upa, Makassar, dipenuhi jamaah sejak pukul 12.00 WITA. Yahya Waloni dijadwalkan sebagai khatib yang akan memasuki khotbah kedua. Menurut Harfan Jaya Sakti (39), Sekretaris Pengurus Masjid, khutbah pertama berlangsung lancar. Kala khotbah kedua, sekitar pukul 12.30 WITA, suara Yahya Waloni tiba-tiba melemah. Selang beberapa menit di atas mimbar, ia terjatuh tanpa peringatan. Jamaah yang panik segera mengevakuasi dan membawa pendakwah tersebut ke RSU Bahagia, Minasa Upa—sekitar 100 meter dari masjid. Namun, nyawanya tak tertolong hingga akhirnya dinyatakan wafat.

Beberapa saksi menyebut bahwa Yahya Waloni sempat duduk di mimbar sebelum roboh secara mendadak. Tidak ada tanda-tanda sebelumnya bahwa kondisinya menurun. “Ketika duduk, ia masih sempat menyelesaikan penegasan tentang tauhid,” kata Harfan Jaya. Menurut laporan Detik Sulsel, prosesi salat Jumat sempat tertunda selama beberapa menit hingga jamaah kemudian melanjutkan ibadah tanpa khotib pengganti.

Jenazah Yahya Waloni kemudian dimandikan dan dikafani di RSU Bahagia, lalu diterbangkan ke Jakarta sesuai permintaan keluarga. Seorang kerabat menyebut rencananya jenazah tiba di Bandara Soekarno–Hatta pada malam hari, sebelum dimakamkan di Pekuburan Tanah Kusir.

Reaksi Publik dan Pemerintah Daerah

Kabar meninggalnya Yahya Waloni memantik reaksi beragam dari netizen, tokoh agama, dan pejabat. Tagar #YahyaWaloni langsung trending di Twitter Indonesia pada Jumat sore, ribuan cuitan menampilkan ucapan duka cita, kenangan ceramah, hingga video momen-momen inspiratif semasa hidupnya. Di YouTube, kolom komentar pada video terakhirnya dipenuhi ucapan duka dan doa agar almarhum mendapatkan tempat terbaik di sisi-Nya. gelora.co

Gubernur Sulawesi Selatan, Andi Muh. Asri, menyampaikan duka cita melalui akun Instagram resminya:

“Innalillahi wa inna ilaihi raji’un. Kami kehilangan sosok yang banyak memberi inspirasi dan motivasi bagi umat. Semoga keluarga yang ditinggalkan diberikan kesabaran.” hidayatullah.com

Walikota Makassar juga menyesalkan peristiwa tersebut dan memastikan fasilitas layanan kesehatan terus ditingkatkan agar insiden serupa dapat diantisipasi. Berbagai masjid di Makassar kemudian mengadakan doa bersama untuk almarhum pada malam harinya.

Profil Singkat “Yahya Waloni”

  1. Nama Asli & Latar Belakang
    • Dilahirkan dengan nama Hendrik Waloni pada 19 Desember 1978 di Rumoong, Minahasa, Sulawesi Utara.
    • Berpendidikan teologi Kristen dan menjabat sebagai pendeta HKBP sebelum berpindah agama pada 2013.
  2. Perjalanan Dakwah
    • Setelah memeluk Islam, ia mengambil nama Muhammad Yahya Waloni dan mulai berdakwah di berbagai majelis taklim, masjid, dan televisi lokal.
    • Konten ceramahnya sering menekankan pentingnya tauhid, persatuan umat, dan kadang menyinggung isu sosial-politik.
  3. Karya dan Platform
    • Aktif di YouTube (@ceramah_ustadz_yahya_waloni) dengan total subscriber lebih dari 1,5 juta per Mei 2025.
    • Ceramah di radio dan televisi lokal, termasuk stasiun dakwah di Jakarta dan Surabaya.
  4. Kontroversi
    • Beberapa kali tersangkut masalah pernyataan pedas terkait politik dan perbedaan mazhab—yang memicu pro-kontra di kalangan umat Islam.
    • Pernah dibawa ke Bareskrim Polri pada 2024 karena dugaan ujaran kebencian, namun kasusnya berakhir dengan mediasi dan pernyataan maaf.

Warisan Dakwah “Yahya Waloni”

Meskipun kontroversial, Yahya Waloni diakui banyak orang mampu menyentuh kalangan muda melalui gaya ceramah yang energik dan lugas. Video viralnya tentang “Tauhid Tanpa Tafsir Berbelit” (Maret 2025) pernah ditonton lebih dari 3 juta kali dan menjadi bahan diskusi di berbagai forum dakwah. youtube.com

Berbagai lembaga keagamaan kini berupaya mengarsipkan ceramah-ceramahnya sebagai bahan studi mengenai dakwah digital. Beberapa mahasiswa jurusan Dakwah dan Komunikasi di UIN Syarif Hidayatullah bahkan menjadikan penelitian tentang metode penyampaian Yahya Waloni sebagai tugas akhir. Hal ini menunjukkan bahwa dampak ceramahnya tidak hanya bersifat sesaat, tetapi juga akademis.

Upacara Pemakaman dan Doa Bersama

Jenazah Yahya Waloni tiba di Jakarta pada malam hari dan dibawa ke kediaman keluarga, sebelum dishalatkan di Masjid Al-Haramain, Pondok Ranggon, Jakarta Timur, Sabtu pagi (7 Juni 2025). Prosesi pemakaman kemudian dilangsungkan di TPU Tanah Kusir, Jakarta Selatan, diiringi ribuan peziarah yang datang dari berbagai daerah.

Pihak keluarga memohon tidak ada prosesi berlebihan, hanya pengajian ringkas dan doa bersama. Masyarakat umum pun menggelar doa bersama di masjid-masjid terdekat, mengenang sosok Yahya Waloni sebagai pendakwah yang berani berargumen.


Kesimpulan
Kepergian mendadak Yahya Waloni pada 6 Juni 2025 mengingatkan kita bahwa hidup di dunia ini fana. Dari sisi dakwah, beliau meninggalkan berjuta rekaman ceramah yang menjadi rujukan generasi muda. Semoga segala kontroversi yang pernah ada tidak mengaburkan jasa dan niat tulusnya berdakwah. Innalillahi wa inna ilaihi raji’un—semoga Allah SWT menerima semua amal baik beliau.

Continue Reading

Berita

Malam Suram Garuda: Narasi Lengkap Duel Indonesia vs Jepang di Suita

Published

on

Kemajuanrakyat.co.id – Hujan tipis membasahi Panasonic Stadium Suita ketika wasit Janny Sikazwe meniup peluit pertama Indonesia vs Jepang, Selasa malam (10 Juni 2025). Di tribun timur, suporter Merah-Putih membentangkan spanduk “Bring Back the Dream”, sedangkan ribuan Samurai Blue menyalakan lampu ponsel membentuk lautan biru berpendar. Aura tegang ini menjadi pembuka tragedi enam gol yang akhirnya mewarnai duel Indonesia vs Jepang—pertandingan putaran ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona AFC yang akan terus diingat pendukung kedua negara.

Baca juga: Aragon MotoGP 2025: Drama Marquez Bersaudara di MotorLand


Atmosfer Panas di Laga Penting Grup C antara Indonesia vs Jepang

Sejak menit pertama, tuan rumah menekan tinggi. Pressing tiga pemain depan—Kubo, Machino, Kamada—mencekik build-up Thom Haye dan Jordi Idzes. Garuda dipaksa bermain direct; setiap long-ball cepat dipatahkan oleh aerial duel Ko Itakura dkk. Statistik akhir mencatat 71 % penguasaan bola Jepang, sedangkan Indonesia hanya 29 %.


Gol Cepat yang Mengubah Dinamika Indonesia vs Jepang

  • 15′ Daichi Kamada menanduk umpan silang Shunsuke Mito; Emil Audero hanya bisa menatap bola bersarang.
  • 19′ Takefusa Kubo menegaskan dominasi: tembakan first-time kaki kiri ke sudut atas.
  • 45+6′ Kamada lagi-lagi menghukum lini belakang Garuda setelah kemelut di mulut gawang.

Tiga gol dalam setengah jam pertama membuat pemain Indonesia kelihatan kehilangan arah. Yakob Sayuri, yang diplot sebagai wing-back kanan darurat setelah Kevin Diks cedera, beberapa kali terlihat mengangkat tangan meminta bantuan rekan setim.


Pergantian & Taktik: Mengapa Garuda Tetap Terperangkap?

Pelatih Pieter Kluivert memasukkan Marcelino Ferdinan dan Ricky Kambuaya untuk menambah tenaga lini tengah, namun struktur 5-4-1 Indonesia terlalu dalam. Blok rendah ini membuka ruang di half-space; Jepang berganti membangun dengan 2-3-5, memanfaatkan overload di sisi kiri pertahanan Garuda. Hasilnya:

  • 55′ Ryoya Morishita mencongkel bola di antara dua bek; skor 4-0.
  • 58′ Shuto Machino memanfaatkan through-pass Kubo; skor 5-0.
  • 80′ Mao Hosoya, pemain pengganti, menutup pesta lewat tap-in.

Total 844 operan berhasil Samurai Blue—tiga kali lipat umpan Indonesia—menjadi bukti betapa rapinya orkestrasi Hajime Moriyasu.


Dampak Kekalahan Indonesia vs Jepang terhadap Peluang Garuda

Meski skor mencolok, klasemen Grup C masih menyimpan harapan. Indonesia tertahan di peringkat empat dengan 12 poin, terpaut satu kemenangan di bawah Arab Saudi (13 poin). Tiga laga sisa: vs Bahrain (kandang), vs China (kandang), dan tandang krusial ke Australia. Garuda wajib sapu bersih enam poin kandang dan mencuri setidaknya satu poin di Sydney agar menjaga asa play-off antarkonfederasi.


Reaksi Usai Laga Indonesia vs Jepang

  • Pieter Kluivert: “Kami kalah bukan pada semangat, melainkan pada struktur posisi. Pemain belajar mahal malam ini.”
  • Emil Audero: “Lini belakang dan saya harus bicara jujur; koordinasi set-piece harus dibenahi sebelum Bahrain.”
  • Takefusa Kubo: “Ini contoh disiplin kolektif Jepang; kami tak mau lengah meski sudah unggul cepat.”

Di media sosial, tagar #GarudaBangkit menyalip #SamuraiBlue dalam satu jam selepas peluit akhir—tanda publik masih memberi dukungan meski kecewa.


Pelajaran Taktis dari Kekalahan 0-6 Indonesia vs Jepang

  1. Distribusi di Fase Transisi
    Indonesia kerap terperangkap di zona satu karena full-back terlalu rendah; perlu pivot ganda untuk opsi keluaran bola.
  2. Jarak Vertikal
    Gap 30 meter antara lini belakang dan Thom Haye membuat long-ball mudah dipatahkan; pressing counter gagal terbentuk.
  3. Finishing & Mental
    Tanpa Rafael Struick yang cedera, Garuda tak mencatat satu tembakan tepat sasaran—indikasi urgensi striker murni.

Agenda Mendatang & Harapan Baru

Federasi segera memanggil Sandy Walsh dan Pratama Arhan—baru pulih cedera—untuk memperkuat sisi sayap. Laga kandang melawan Bahrain (15 Juli) diproyeksikan jadi laga “final awal”. Tiket di GBK terjual 30 ribu dalam dua jam pertama—sinyal bahwa publik siap kembali mendukung.

Jika Garuda mampu memperbaiki transisi dan memaksimalkan kecepatan Marselino Ferdinan di second line, peluang meraih posisi play-off masih nyata. Seperti kata Thom Haye seusai laga: “Skor besar melukai kami, tapi mimpi Piala Dunia tidak berhenti di Osaka.”


Penutup

Pertandingan Indonesia vs Jepang di Suita menegaskan jarak kualitas antar-tim Asia, namun juga membuka mata tentang hal-hal detail yang harus dibenahi—dari jarak antarlini hingga efektivitas serangan balik. Samurai Blue menampilkan disiplin dan kreativitas, sementara Garuda pulang membawa PR besar, tetapi belum kehilangan harapan. Jalan ke Amerika-Kanada-Meksiko 2026 masih terbuka bagi mereka yang berani berubah.

Sumber: Minumkopi.com

Continue Reading

Trending

Exit mobile version